Halaman

Rabu, 15 Februari 2012

Hidup Itu Pilihan

Nikmati hari ini seperti secangkir kopi panas, jangan terburu-buru.
Sebab, seberapapun pas racikannya, tak akan terasa nikmatnya.

Pahit-manis datang bagai kaki yang sedang bekerja. Melangkah silih berganti, kanan-kiri, kanan-kiri. But, relatif, tak ada aksioma yang jelas tentang kaki mana yang lebih dahulu melangkah. Tuhan mempergilirkan pahit-manis hidup itu, 'mau-mau'-Nya jie. Tetapi, tergantung bagaimana kita menyikapinya, anggap itu hukuman, atau ujian.

Ada logika sederhana. Mari kita coba renungkan bersama.

Sering saya dapati, banyak orang berdoa Kepada Tuhan ketika sedang mendapatkan ke-'pahit'an. Jarang orang berdoa & mengingat Tuhan ketika merasakan 'manis'.

a. Tuhan menyukai orang yang banyak mengingat padaNya, dalam dzikir/doa dan ditiap waktunya.
b. Barang siapa yang bersyukur, maka akan ditambahkan nikmatnya.

1) Maka, bukankah jika kita mengingat Tuhan hanya pada saat kita mendapatkan 'pahit', Tuhan akan terus memperpanjang ke-'pahit'-an itu agar kita selalu ingat padaNya? Jangan sedih, itu adalah bukti kasih sayang Tuha kepada umatNya. Ingat poin a.
2) Sama halnya, jika kita selalu mengingat Tuhan pada saat kita mendapati 'manis' (bersyukur), 'manis' itu akan terus dipanjangkan agar kita selalu ingat padaNya. Ingat poin b.

Jadi, bagi saya, manis atau pahit itu pilihan kita.


a & b itu pasti (berdasarkan wahyu).
1 & 2 itu options. Pilihlah!

Bagaimanapun hidup'ta sekarang, jangan pernah lupa, Allah 'Maha Pemurah lagi Maha Penyayang' (q.s 1:3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar